Selasa, 25 Maret 2014
Selasa, Maret 25, 2014

MENGENAL MADU

APAKAH MADU MURNI

Madu murni adalah cairan nektar bunga yang dihisap oleh lebah madu kedalam kantong madu
didalam tubuhnya. Nektar bunga yang telah dihisap diolah dalam tubuh lebah dengan
dicampur enzim tertentu kemudian dikeluarkan kembali ketempat penyimpanan madu di sarang
lebah.


KANDUNGAN MADU

Bagaimanapun bentuk atau rupa madu yang kita temukan, sebenarnya semua madu memiliki
kandungan sebagai berikut:

1. Glukosa
madu asliKandungan zat ini mencapai 75% dan zat gula adalah zat yang dapat memungkinkan
dinding sel pembuluh darah untuk mengalirkannya ke darah. Sebaliknya, jika terdapat
berbagai sisa zat gula -khususnya gula putih (gula pasir) atau yang dikenal luas dengan
nama gula tebu- yang menuntut organ pencernaan untuk  melakukan pekerjaan yang
bermacam-macam, sehingga dapat mengubahnya menjadi zat gula sederhana berstruktur
tunggal seperti glukosa yang dapat diserap oleh darah melalui dinding pembuluh darah.

Sesungguhnya zat gula (glukosa) yang terdapat di dalam kandungan madu, di samping akan
dengan mudah diserap, ia juga akan menjadi lebih mudah disimpan. Penyebabnya adalah
karena zat ini akan dapat langsung diserap oleh jantung yang akan mengubahnya menjadi
glukogen yang dapat disimpan untuk dipergunakan saat dibutuhkan.

2. Beberapa zat asam organik yang jumlahnya mencapai 80%.

3. Protein dalam kuantitas kecil.

4. Zat ragi (enzim) dalam jumlah yang tidak berlebihan yang sangat penting untuk
menggerakkan proses metabolisme di dalam tubuh. Beberapa di antaranya ialah:
a. Enzim amilase, yaitu zat yang bertugas mengubah zat pati menjadi glukosa.
b. Enzim invertase, yaitu zat yang bertugas mengubah gula putih (gula tebu) menjadi
   zat gula berstruktur tunggal (glukosa dan fruktosa) yang dapat diserap tubuh.
c. Enzim katalase dan peroxidase, yang penting bagi kinerja oksida dan pemulihan
   kondisi tubuh.
d. Enzim lipase, yang memiliki tugas khusus untuk mencerna lemak dan bahan-bahan
   berlemak lainnya.

5. Bahan-bahan mineral dengan persentase 18%. Meskipun jumlahnya kecil, namun ia
   memiliki peran yang penting. Karena madu dapat menjadi makanan yang memiliki
   kemampuan alkalik untuk menghancurkan asam. Ia juga sangat penting dalam proses
   penyembuhan penyakit-penyakit yang menyerang organ pencernaan yang disebabkan    
   adanya kelebihan kandungan asam dan peradangan

Di antara zat-zat mineral yang terkandung di dalam madu adalah: potasium, sulfur, kalsium,
sodium, fosfor, magnesium, zat besi, dan mangan. Semuanya adalah unsur-unsur mineral
yang sangat penting dalam proses pembentukan jaringan tubuh manusia.

Sejumlah kecil vitamin yang memiliki tugas fisiologis yang penting. Seperti misalnya
vitamin C dan konsentrat vitamin B. Zat-zat ini sangat penting untuk membantu tubuh
dalam proses produksi protein, hormon, dan pembentukan selaput bagian dalam dari
sel darah. Serta untuk melindungi diri kita dari berbagai jenis penyakit, seperti yang
terkandung di dalam vitamin B1 dan B2.


dikutip dari:
buku "Terapi Madu" karya Prof. dr. Sa'id Hamad



Tips Penyimpanan Madu yang Baik
Simpan madu dalam suhu ruang. Madu memiliki sifat higroskopis. Dengan kata lain,
madu mudah sekali menyerap zat - zat yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
wadah madu harus tertutup rapat dan jauh dari zat - zat yang berbau tajam.

Wadah yang bagus untuk madu yaitu bahan gelas / beling. Agar terhambat dari proses
fermentasi dan kristalisasi, simpanlah pada ruangan dengan suhu sekitar 20 derajat celcius dan kelembaban udara kurang dari 65 % (FAO 2007). Tidak dianjurkan untuk menyimpan madu di dalam lemari es (refrigerator) karena mempercepat terjadinya kristalisasi dan fermentasi. Selain itu, jauhkan dari sinar matahari secara langsung karena dapat merusak kualitas madu yaitu glucose oxidase dan menghentikan aktivitas antibakteri.

Madu tidak boleh disimpan dalam wadah logam untuk mencegah pengkaratan dan penyerapan
logam berbahaya. Madu yang disimpan dalam suhu normal, susut 3,6% pada tahun pertama dan
susut 25,5% pada tahun kedua karena terjadinya proses fermentasi (Sarwono, 2001).
Proses ini menghasilkan alkohol yang selanjutnya berubah menjadi asam asetat.
Madu yang rusak rasanya menjadi asam.

dikutip dari:
mediamadupramuka.wordpress.com